Pages

Senin, 22 Oktober 2012

Bu Utari Sang Bidadari



Bu Utari Sang Bidadari 
Cipt. Danny Kurniawan

Di tengah awan hitam yang membumbung tinggi aku terduduk diam di bawah pohon yg dapat menutupi kesedihanku. Ku hanya bisa menangis dan terdiam, air mata yg memenuhi pipiku ini penuh dengan makna yang luas. Hari ini semua tak peduli akan keadaanku. Sahabat, keluarga, maupun orang terdekatku.Dihari yang  special  ini. Hari dimana aku lulus  menjadi siswa terbaik disekolah. Hari dimana semua orang tersenyum melihat hasil yang mereka capai. Tapi… “mereka kemana ??? mereka dimana?? Aku butuh meraka sekarang ,seharusnya mereka ngerti apa yg terjadi dihari ini” gumamku penuh amarah . hingga air jatuh dari langit apa yang ku tunggu tak kunjung datang. “hah hujan ??” ujar ku. Air mata terus mengalir, sederas hujan yang mengguyur tubuhku ini. Kucoba telfon dia beberapa kali malah terdengar “penelpon yang ada tuju sedang sibuk, cobalah beberapa saat lagi”. “ Anjritttttt! Haruskah suara itu yg keluarr ??”amarahku mulai meledak kembali. Tanpa terfikir , handphone yang aku pegang ku lempar  kedalam kolam.

“AAHHHHHHHHHHHH! Kenapa semua ninggalin gw sendiriii ” kuteriak dengan kencanggg. “ siapa itu ?” terdengar suara. Aku pun kaget. Sesosok wanita cantik bagai bidadari datang menghampiri.  “Nathan” ujar wanita itu. “bu Utari ?!” aku pun heran. “nga..ngapain ibu disini?” berbicara dengan tersedu-sedu. “ harus nya ibu yang Tanya kamu ngapain disini?” dengan suara halus bagai bidadari. “ibu gak usah tau apa urusan saya, urus saja urusan ibu sendiri” ujar ku . “ kamu gak boleh berbicara seperti itu ? kamu kenapa?”ucap guru muda itu. Aku hanya dapat terdiam. “saya tau kamu sedang sedih karna semua orang yang kamu sayang tidak datang pada hari ini” ucap bu utari penuh kasih sayang. “bagaimana kalau kamu ikut kekosan saya untuk perganti pakaian dan istirahat sejenak,, saya lihat kamu sangat kebasah nanti sakit lagi”ucap bu utari lagi. Hati ku tiba-tiba luluh mendengar suara bu utari tanpa berfikir panjang aku berkata “iya” dengan suara datar . Akhirnya aku dan bu utari pergi kekosannya.

Sesampai disana… bu utari memberiku handuk dan menyuruhku mandi.  “ mandi dlu sana nanti sakit lagi, nanti saya siapkan coklat hangat, masalah pakaian saya nanti pinjam ke sebelah” ucap bu Utari. Aku hanya terdiam dan pergi ke kamar mandi. “ ya allah… ternyata masih ada orang yang baik didunia ini seperti bu Utari , beliau adalah wanita muda yang mengajar bahasa Indonesia disekolahku ini, wanita yang cantik, baik, dan selalu menolong sesama ini bagai bidadari dihidupku”ucap ku dalam hatii. “Ahhh kok aku jadi dagdigdug sih kalau bahas bu utari”ucapku lagi. 

#Diluar kamar mandi, “nih bajunya” kata bu utari. “iya”jawabku singkat. Akhirnya ku duduk disofa dan menatap air hujan dari jendela “ hujan kenapa kau tak kunjung reda ? apakah kau tau aku sedang sedih ? apakah kau juga sedih ? mungkin kita senasib hujan” ujar ku dalam hati. “tuhan.. keadaanku mulai membaik ketika kau kirim bidadari untukku.” Ucapku pada tuhan.

“Nathan….”ucap bu utari. “iya bu..”sautku. aku pun bergegas menemui bu utari di meja makan. “ada apa bu?”ucapku. “sini duduk, ibu mau cerita”ujar bu utari. Bu utari pun menceritan tentang kisah hidupnya. Ternyata bu utari tinggal sendiri karna kedua orangtuanya meninggal ketika menuju ke bandung untuk menemui ibu utari. Ibu utari bercerita tentang banyak hal dan tanpa disangka waktu sudah larut malam.

#Keesokkan harinya, “Nathan… hari ini saya antar kamu pulang kerumahnya?”ucap ibu utari. “Ga mau! Aku gak ma pulang!”ucapku ketus. “kenapa? Ibu gak mau kita jadi bahan gossip anak kos disini”ucap bu utari. “semua orang dah gak ada yg peduli sama gw dah gada yang sayang sama gw Cuma bu utari yang bisa ngertiin aku sekarang yang bisa sayang dan perhatii sama aku”ucapku tanpa koma. Bu utari hanya terdiam. “tapi.. saya bukan siapa-siapa kamu hanya  seorang guru bahasa Indonesia disekolah”ucap bu utari. “tapi.. aku sayang sama ibu aku cinta sama ibu”ucapku penuh perasaan. Ibu utari kaget mendengar perkataanku. “aku mau ibu jadi bidadari dihidupku jadi pacar sekaligus penasehat untukku.”ujarku. bu utari hanya menarik napas dan berkata “usia kita jauh beda, apalagi tentang….”tiba-tiba perkataan ibu utari berhenti. “tentang apa?”sautku.”sudahlah… tak usah dibahas. ayo ikut ibu?”ujar bu utari. “kemana?”sautku singkat. “ikut saja” jawab bu utari.

Ternyata… bu utari mengajakku pergi ketempat dimana terjadinya kecelakaan maut yang menimpa orangtuanya. Bu utari hanya berkata “ yah… bu…sebentar lagi utari nyusul ayah dan ibu” ucap bu utari sambil menangis. Aku bingung kenapa bu utari berbicara seperti itu. Tiba-tiba wajah bu utari pucat pasih, dia hanya terdiam sambil memegang kepalanya. Perjalan berlanjut kembali. “bu utari….”ucapku. bu utari tak menyaut seruanku. “bu utari kita mau kemana?”ucapku lagi. kembali bu utari tak menyaut seruanku. Ku mulai gelisahh dengan situasi dalam mobil ini. Akhirnya aku tengok kebelakang, apa yang terjadiiiiiiii??? Firasat ku benar bu utari pingsan tak sadarkan diri. Langsung saja ku tancap gas dengan kecepatan yang sangat tinggi.

Ku langsung bawa bu utari ke UGD. Sayang.. aku tak diijinkan masuk kedalam UGD aku hanya dapat menunggu diluar. Dadaku berdebar kencang, khawatiranku kepada bu utari semakin tinggi. “ ya allah semoga bu utari tidak apa-apa, semoga dia hanya kecapai saja”kuberdoa pada tuhan. Modar-mandir ga jelas dikoridor UGD membuat tambah panik. Hilir-mudik orang dirumah sakit, teriak, dan jeritan pasien lain membuat semakin panik.

Tik…tik.tik… sudah 3jam berlalu dokter tak kunjung keluar dari ruang UGD. Aku hanya dapat berdoa untuk keselamatan bu utari. Dug..tag..dug…tag… bunyi langkah sepatu kudengar dari dalam ruang UGD menuju arahku. “permisi.. apakah kamu sodara dari ibu utari??”ujar sang dokter. “iya, saya keluarga dari bu utari, apa yang terjadi dengan bu utari?”ucap ku sambil nangis.tiba-tiba dokter merangkul ku dan berkata “ maafkan kami, kami sudah menolong bu utari semaksimal mungkin, tapi tuhan berkehendak lain.”ucap sang dokter. “MAKSUD dokter apa??”emosiku mulai meledak sambil melepas rangkulan sang dokter. “sekali lagi maaf nyawa bu utari sudah tidak tertolong lagi”ucap sang dokter dengan suara yang halus. APA ?? BU UTARI MENINGGAL??aku terkaget. Dokter hanya mengangguk dan tersenyum. Badanku langsung lemas tak berdaya, mulutku bisu seperti tak bisa bicara, mataku terus mengeluarkan air mata. “ YA ALLAH … kenapa aku harus kehilang orang yang aku sayang ??? KENAPA ?? KENAPA YA ALLAH?? Perkataan ku dalam hati.

“semoga bu utari disana tenang, sumpah tuhan aku gak sanggup ditinggal sama cewek berhati mulia kayak bu utari, selamat jalan sayang, tunggu aku disorga.” Melangkah meninggalkan kuburan bu utari,sambil meneteskan air mata yang terakhir lalu mengusapnya.

Baru sebentar aku ngerasain kebahagiaan, sekarang sudah ditinggal lagi sama orang yang tersayang. Ternyata dibalik semua cobaan ini membuat gw tersadar kalau tuhan masih memberikan kebahagian kepada aku, mulai detik itu juga aku menjalani hidup ini dengan semangat dengan senyuman, , semoga aku menjadi orang yang bermanfaat buat orang lain seperti bu utari sang bidadari dalam kegelapan  itu”
Selesai………………………….        

TAMAT

0 komentar:

Posting Komentar